2.1 Makanan Usia Toddler
·
Pengertian Usia Toddler
Usia toddler adalah usia anak dari 1-2 tahun atau
2-3 tahun. Usia toddler merupakan bagian dari usia balita dimana usia toddler
itu merupakan rentang usia pada usia balita. Pada usia ini pula merupakan usia
yang rentang terkena penyakit.
Ketika memasuki usia 2 tahun anak harus sudah
diperkenalkan dengan makanan biasa yang lazim untuk seusianya. Dengan demikian,
anak tidak perlu lagi diberi makan khusus seperti bubur campur atau makanan
lainnya.
Makanan anak berusia 3-5 tahun, tetap sama dengan
makanan sebelumnya. Terutama protein dan vitamin A, disamping kalori dengan jumlah
yang cukup, perlulah mendapat perhatian. Sepertiga dari kebutuhan protein
sedapat mungkin diambil dari makanan yang berasal dari hewan. Anak-anak dalam
usia ini sudah dapat lebih banyak dikenalkan dengan makanan-makanan yang
disajikan untuk anggota-anggota keluarga lainnya.
·
Syarat Makanan untuk Usia Toddler
a. Memenuhi kecukupan zat gizi dan energi sesuai
dengan umur,
b.
Susunan hidangan disesuaikan pada menu seimbang dengan bahan makanan setempat
yang tersedia, kebiasaan makanan dan selera terhadap makanan,
c. Bentuk dan posisi makanan disesuaikan dengan
daya terima atau toleransi dan,
d.
Memperhatikan kebersihan perorangan dan
lingkungan.
Pola
pertumbuhan seseorang sejak lahir sampai
meninggal, tidak merupakan garis lurus, tetapi dan adanya fase pertumbuhan
cepat (growth spurt) dan fase pertumbuhan lambat (growth platean). Fase growth
spurt ialah pada periode umur bayi dan balita serta pada periode umur remaja
(adolonsense). Fase growth platean ialah pada periode prasekolah dan fase
dewasa. Pertumbuhan merupakan parameter kesehatan gizi yang cukup untuk
dipergunakan dalam menilai kesehatan anak terutama anak bayi dan balita.
·
Kebutuhan Nutrisi untuk Balita
a. Tujuan Pemberian pada balita
Tubuh
manusia memerlukan berbagai zat gizi. Pada balita selain diberikan ASI
eksklusif selama enam bulan juga
diberikan makanan tambahan mulai dari usia empat bulan.
Gizi
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan manusia mulai dari dalam
kandungan sampai mencapai dewasa. Kualitas makanan merupakan landasan untuk
membangun manusia yang sehat dan berkualitas.
Gizi
seimbang dapat dipenuhi dengan pemberian bahan makanan yang mengandung sumber
hidrat arang, protein, vitamin, dan mineral. Makanan yang diberikan kepada bayi
atau balita dalam bentuk makanan lunak, setelah usia bertambah diberikan
makanan kasar, pemberian ASI terus diberikan sampai bayi disapih.
Gizi
seimbang perlu diterapkan ketika bayi mulai bisa makan makanan yang ditim.
Penganeka ragaman pangan disesuaikan dengan bahan makanan yang bisa dikonsumsi
sesui umurnya. Untuk tetap sehat, gizi seimbang perlu diterapkan sedini
mungkin.
b. Asupan
Makanan
Hidangan
merupakan jenis makanan yang disajikan untuk dimakan. Disini peran orang tua
harus memutuskan apa yang anaknya harus makan, khususnya pada usia 1-3 tahun
karena pada usia ini anak bersifat konsumen pasif dan rentan terhadap penyakit
gizi (KKP dan anemia) .
Jenis
makanan anak ini termasuk buah, kue, semua jenis makanan lunak dan makanan
berasa, disamping asi atau susu yang mungkin masih diperlukan. Makanan lunak
biasanya dikonsumsi bagi anak yang belum memiliki geraham, anak berumur 1 ½
tahun – 2 tahun biasanya memiliki geraham maka bisa diberikan makanan biasa
asalkan tidak pedas, berlemak, dan merangsang. Pemberian sayuran dan
buah-buahan harus bervariasi, minyak dapat diganti margarin, gula pasir dapat
diganti gula merah atau gula batu atau madu.
Kebutuhan
gizi yang diperlukan balita antara lain :
a)
Energi
Kebutuhan energi sehari pada tahunpertama
adalah 100-200 kkal/kg BB. untuk 3 tahun pertambahan umur, kebutuhan energi
turun 10kkal/kg BB . Penggunaan energi dalam tubuh adalah 50% atau 55 kkal/kg
BB/hari untuk metabolisme basal, 12% untuk pertumbuhan, atau 15-25 kkal/kg
BB/hari untuk aktivitas dan 10% terbuang melalui peses.
b)
Protein
Protein merupakan sumber asam amino
esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun atau untuk pertumbuhan dan
pembentukan protein dalam serum, hemoglobin, enzim, hormon, serta antibodi,
mengganti sel-sel yang rusak, dan sumber sebagai energi.
Protein merupakan zat gizi yang sangat
penting bagi bayi dan anak karena bagian terbesar dari tubuh terdiri atas air,
kehilangan air melalui kulit dan ginzal pada bayi dan anak lebih besardari pada
orang dewasa. Bayi dan anak akan mudah terserang penyakit yang menyebabkan
kehilangan air dalam jumlah banyak.
c)
Lemak
Kebutuhan lemak tidak dinyatakan dalam
angka mutlak, dianjurkan 12-20% energi total berasal dari lemak.
d)
Hidrat
arang
Dianjurkan 60-70 energi total berasal dari
hidrat arang. Pada ASI dan sebagian besar formula bayi 40-50% kandungan kalori
berasal dari hidrat arang terutama laktosa.
Tabel
angka kecukupan gizi yang dianjurkan perhari pada balita untuk mempertahankan
kesehatan yang baik.
No.
|
Sumber
|
Jumlah
|
1.
|
Kecukupan energi
|
1210 kkal
|
2
|
Kecukupan protein
|
23 g
|
3
|
Kecukupan cairan
|
1350-1500 ml
|
4
|
Kecukupan kalori
|
1300 kkal
|
5
|
Kecukupan vitamin :
Vitamin A
Vitamin C
|
1500 mg
20 mg
|
6
|
Kecukupan kalsium
|
800 mg
|
Adapun
kebutuhan gizi sehari, untuk anak usia 1-3 tahun (dalam bahan makanan) :
No.
|
Jenis
|
Berat (gr)
|
URT
|
1
|
Beras
|
100
|
1 ½ gelas nasi
|
2
|
Daging
|
50
|
1 ptg sedang
|
3
|
Telur
|
50
|
1 butir
|
4
|
Tempe
|
50
|
2 ptg sedang
|
5
|
Kacang hijau
|
10
|
1 sdm
|
6
|
Buah
|
200
|
2 buah pisang
|
7
|
Sayur
|
300
|
2 gls
|
8
|
Gula
|
25
|
2 ½ sdm
|
9
|
Minyak/Susu
|
10/-
|
1 sdm/2 gls susu
|
Usia toddler
memerlukan minimum dua porsi (480 g) kelompok susu setiap hari untuk memberikan
protein, kalsium, riboflavin, dan vitamin A da B12. Susu yang
diperkaya memberikan vitamin D dan tambahan vitamin A. Keseluruhan susu harus
digunakan sampai toddler mencapai usia 2 tahun untuk membantu meningkatkan
asupan asam lemak yang cukup. Separuh dari asupan protein toddler harus
mengandung nilai protein biologi tinggi.
Contoh menu
sehari, untuk anak usia 1-3 tahun ( 1300 kalori ) :
Pagi hari : 1 gelas susu
Pukul 08.00 : Sup macaroni
Pukul 10.00 : Biskuit, sari buah
Siang hari : Nasi, bistik daging cincang, tempe,
sup sayur
Pukul 16.00 : Buah
Malam hari : Nasi, siomay tahu ayam, sup sayuran,
buah, 1 gelas susu
Pada usia
toddler biasanya lebih menyukai makanan manis seperti, cokelat, permen, dan
eskrim. Sedangkan sayuran kurang disukai, keadaan ini harus lebih diperhatikan
agar anak dapat menyukai berbagai jenis sayuran.
Makanan
kecil boleh diberikan antara 2 waktu makan, sepanjang tidak mengurangi selera
makan. Dalam keadaan tertentu anak lebih menyukai makanan kecil daripada
makanan utama. Hal ini masih diperbolehkan selama kandungan nutrien dalam makanan
kecil tersebut masih terpenuhi dan hal ini hanya bersifat sementara. Jadwal
pemberian makan untuk usia ini tidak berbeda dengan jadwal makan orang dewasa.
· Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi terhadap Keadaan Nutrisi Balita
a. Sulit Makan
Anak setelah umur 2 atau 3 tahun mencapai
suatu fase gemar memproses. Masa ini
dinamakan “berkeras kepala” apabila anak disuruh makan dia akan menolaknya
apalagi bila dipaksa ia merasa tertekan. Hal inilah yang menyebabkan gizi
terganggu.
b. Banyak
Mengemil atau Jajan
Anak yang baru tumbuh banyak
memerluka aktivitas di luar rumah, seperti sekolah, bermain dll. Ketika di luar
rumah makanan tidak terkontrol dan mereka cenderung lebih menyukai mengemil
atau jajan.
c. Mengemut Makanan
Anak-anak suka mengemut makanan
lebih lama dalam mulutnya karena makanan yang dikunyahnya terutama yang
mengandung karbohidrat terasa semakin manis. Oleh karena itu, makanan yang
diberikan tidak cepat habis dan pemenuhan gizi tidak terpenuhi.
d. Sosial
Budaya
Pengaruh sosial budaya berasal dari
keluarga dan masyarakat. Seperti berbagai makanan yang tabu dikenakan pada anak
balita, dan justru menyebabkan bagian makanan yang diberikan kepada anak-anak
jauh dibawah kebutuhannya. Selain itu, keluarga ayah biasanya lebih berkuasa
dan paling banyak mendapat bagian makanan, sedangkan balita tetap tidak
diperhatikan.
· Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan Balita
a. Faktor dalam, dipengaruhi oleh :
· Jumlah
makanan
· Mutu makanan
· Kesehatan
balita (ada/tidaknya penyakit)
b. Faktor
luar, dipengaruhi oleh :
· Tingkat
ekonomi
· Perilaku
(orang tua/pengasuh)
· Pendidikan
· Sosial
budaya/kebiasaan
· Kesediaan
bahan makanan di rumah tangga