Jumat, 01 Juni 2012

PERAN ETIKA DALAM DUNIA MODERN



Etika merupakan ilmu pengetahuan tentang kesusilaan (norma). Dikaitkan dengan dunia modern sekarang ini, ternyata norma yang dulu dipupuk oleh masyarakat telah banyak  dilanggar.
Memang pada kenyataannya bahwa kita sekarang hidup di era komunikasi dan era teknologi informasi. Apa yang kita inginkan dapat diakses dengan menggunakan teknologi, kita pun bisa melihat budaya luar berkat teknologi ini, tapi sepertinya sangat disayangkan kemajuan teknologi ini tidak seimbang dengan kepribadian masyarakat. Kemajuan teknologi ini malah membuat hampir semua masyarakat mengalami kerapuhan etika.
Budaya luar yang terakses dengan teknologi ini malah berdampak buruk bagi kepribadian masyarakat di Indonesia. Pada zaman dahulu, hampir tidak ada bahkan mungkin tidak ada perempuan yang berjalan-jalan di depan banyak orang dengan memakai pakaian yang memperlihatkan aurat mereka. Ternyata mayoritas perempuan meniru gaya berbusana orang-orang luar negeri, padahal budaya negeri ini sangat menjunjung kesopanan.
Kita tidak bisa menutup mata dengan banyaknya kasus-kasus yang terjadi di kalangan masyarakat. Ba­nyak nilai dan norma etis berasal dari agama. Tidak bisa diragukan, agama merupakan salah satu sumber nilai dan norma yang paling penting. Tapi sekarang ini agama tidak lagi dijunjung tinggi, banyaknya masyarakat yang mengalami kelunturan keimanan. Kelunturan akan nilai-nilai dan norma ini ternyata meningkatkan kasus kriminal yang terjadi di kalangan masyarakat seperti pencurian bahkan pembunuhan. Andai saja mereka memiliki keimanan, maka hal yang tidak diinginkan tersebut tidak akan terjadi.
Mengingat saat ini generasi penerus bangsa Indonesia sudah mulai luntur nilai-nilai dan norma dalam kehidupan sehari-hari. Hampir tiap hari di televisi disiarkan berita tentang tawuran pelajar. Bagaimana dengan keadaan seperti ini ? apakah mereka tidak punya cita-cita ? apakah mereka ingin memperagakan adegan film action yang pernah mereka lihat ? atau mereka ingin dilihat seperti superhero yang bisa berlari cepat dan melakukan aksi yang bisa membahayakan dirinya sendiri ?
Lalu sebenarnya bagaimana dengan pergaulan mereka sehari-hari ?
Ternyata dari segi pergaulan menyumbangkan lunturnya nilai-nilai dan norma. Pergaulan antar pemuda-pemudi sekarang ini begitu bebas, mereka tidak lagi benar-benar berteman atau menjalin hubungan yang selayaknya anak remaja, tapi mereka telah melakukan perbuatan yang seharusnya orang dewasa lakukan. Karena ini, maka terjadilah kasus aborsi, juga kasus homoseksual.
Berbeda dengan zaman dahulu, anak selalu menurut kepada orang tua walaupun berbeda dengan hati nuraninya. Itu menunjukkan didikan orang tua dulu sangat menanamkan etika.
Sering juga kita lihat, bahkan sudah menjadi pemandangan sehari-hari banyaknya orang yang makan atau minum sesuatu saat mereka berdiri ataupun saat berjalan-jalan. Memang itu adalah hal yang kita anggap kecil, ataupun kita anggap berlebihan apabila kita perbincangkan, tapi itu juga mencerminkan etika kita sendiri, dalam agamapun sudah dilarang bahwa apabila kita makan atau minum janganlah sambil berdiri tetapi hendaknya sambil duduk. Kurangnya pengetahuan tentang agama mungkin menjadi salah satu faktor munculnya kasus tersebut.
Diantara masalah-masalah di atas, dalam medis pun sudah dikenal dengan manipulasi gen, sebagai contohnya ada seorang wanita yang menyewakan rahimnya kepada orang lain. Bagaimana ceritanya seseorang wanita mengandung janin yang bukan milik sendiri melainkan janin titipan dari orang lain. Memang dalam kasus ini akan terciptanya suatu simbiosis mutualisme, di salah satu sisi wanita yang menyewakan rahimnya akan mendapat imbalan (berupa uang) dari orang yang menitipkan janin di rahimnya, dan orang yang menitipkan janinnya akan mendapatkan anak. Kasus ini terjadi apabila adanya wanita yang tidak bisa mengandung ataupun tidak bisa melahirkan, karena keinginan untuk mempunyai anak sangat besar, ataupun malu karena sudah lama menikah tapi belum dikaruniai anak.
Begitulah zaman sekarang, norma yang dulunya terpendam mendadak tampil keluar. Kelunturan norma ini akan selalu meningkat apabila dari sekarang kita tidak membatasi pengaruh budaya luar, karena kebudayaan seringkali tidak bisa dilepaskan dari agama, meminimalisir penjajahan teknologi, dan juga maksimalkanlah peran dari orang tua terhadap anaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar